Oleh: Siti Aminah
Pak Tugiman sedang duduk lelah diatas becaknya, seraya menyeka keringat ketika melihat rombongan berjalan menuju ke arahnya, ia bergegas dari becaknya untuk menawarkan jasanya kepada mereka. Dari pelataran parkir pasar Bringharjo pak Tugiman memulai aktivitasnya setiap hari. Sejak jam 09.00, dia sudah memulai “mangkal” di area parkir tersebut secara rutin. Hal ini dijalaninya sejak tahun 1990 ketika ia masih bujangan. Saat ini pak Tugiman harus menanggung hidup keluarga yang terdiri dari seorang istri dan 3 orang anak. Anak pertamanya seorang putra kelahiran tahun 1993 yang duduk di bangku SMK kelas 2 dan harus membayar iuran sekolah sebesar Rp 95.000/bulan, kemudian anak kedua seorang putri yang lahir tahun 1995 duduk di bangku SMP kelas II, uang iurannya sebesar Rp.55.000/bulan, sedangkan anak ketiganya duduk dibangku SD kelas V. Ketiga putra-putri pak Tugiman ini semuanya bersekolah di Sekolah Negeri, namun tetap saja Pak Tugiman harus membayar mahal biaya pendidikan anak-anaknya itu.
Pak Tugiman yang sederhana mengeluhkan masa depan anaknya, untuk di bidang prestasi ketiga anaknya cukup membanggakan, tapi di sisi lain keadaan ekonomi keluarganya memudarkan harapan pak Tugiman untuk menyekolahkan
anak-anaknya. Untuk masuk PTN saja dia harus menyiapkan dana paling sedikit 10 juta rupiah. Dari mana pula ia harus mendapatkan uang itu sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, dia harus bekerja siang dan malam.
Dari balik kacamata sempat ditangkap kekecewaan pak Tugiman terhadap PP yang tidak mengawasi pelaksanaan sistem pendidikan di lapangan, yang seakan-akan membuat jalur antara masyarakat yang mampu dan tidak mampu. Inilah yang mendorong Pak Tugiman akhirnya memohon untuk mendapatkan bantuan beasiswa untuk kelangsungan pendidikan lanjutan anaknya. Memang ini sebagai himbauan. Untuk hal itu pak Tugiman mengharapkan pemerintah akan mengeluarkan PP untuk memberikan beasiswa prestasi kepada siswa-siswa yang tidak mampu.
Selasa, 02 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar